Ibadat sakramen dan ibadat-ibadat lain Upacara Syria Timur

Selain Ekaristi, sakramen-sakramen yang diakui umat Nestorian adalah Sakramen Pembaptisan, yang selalu disertai pengurapan (pengurapan semacam ini dalam upacara-upacara Timur lain setara dengan Sakramen Krisma), Sakramen Imamat, dan Sakramen Pernikahan. Umat ​​Nestorian tidak mengakui adanya sakramen Sakramen Tobat dan Sakramen Minyak Suci. Sakramen Minyak Suci seolah-olah tidak dikenali oleh umat Nestorian, walaupun Assemani ("Bibliotheca Orientalis", mata 51, ​​halaman 272) berpendapat bahawa berdasarkan buku-buku liturgi Nestorian tampaknya dihilangkannya sakramen tersebut adalah sebuah kesalahan moden. Umat ​​Katolik Kaldea saat ini mempunyai tata ibadat Sakramen Minyak Suci yang mirip dengan yang dimiliki upacara Bizantium dan upacara Syria Barat. Ibadat yang paling mendekati Sakramen Tobat dalam Gereja Nestorian adalah semacam upacara (dianggap sakramen) perdamaian bagi para murtadin dan orang-orang yang terekskomunikasi. Doa-doa upacara ini kadang-kadang digunakan untuk penitensi lain. Hujah Assemani ("Bibliotheca Orientalis", mata 8, halaman 286) bahawa keyakinan akan penitensi sebagai sebuah sakramen pernah dianuti umat Nestorian kuna tidaklah muktamad. Umat ​​Kaldea mempunyai tata ibadat Sakramen Tobat yang mirip dengan yang dimiliki upacara Latin. Gereja Nestorian menghapuskan Pernikahan dari senarai sakramen mereka, dan menurut Ebedyeshu melengkapi jumlah misteri (sakramen) menjadi tujuh dengan memasukkan Ragi Suci dan Tanda Salib, namun kini mereka tidak terlalu pasti berhubung dengan defenisi dan jumlahnya.

Upacara lain yang cukup menarik adalah pentahbisan bangunan Gereja (pemberkatan bangunan Gereja baru). Minyak (bukan minyak Krisma) berperanan penting dalam ibadat-ibadat ritual ini. Minyak digunakan dalam upacara Pembaptisan (mungkin sekali untuk Pengukuhan), dalam upacara perdamaian para murtadin dan lain-lain, dalam upacara pentahbisan bangunan Gereja, dan dalam pembuatan roti untuk Ekaristi. Minyak tidak digunakan untuk pentahbisan maupun untuk mengurapi orang sakit. Ada dua jenis minyak; yang pertama adalah minyak zaitun biasa, diberkati atau tidak diberkati sesuai keperluan, yang kedua adalah minyak Tanduk Suci. Minyak Tanduk Suci, walaupun hanya minyak biasa, setara dengan minyak Krisma ( myron ) dalam upacara-upacara lain, dan diyakini telah diwarisi turun-temurun dari para Rasul bersama-sama dengan Ragi Suci. Menurut legenda, konon John Pembaptis menampung air yang menitis dari tubuh Kristus ketika dibaptis lalu menyimpannya. Dia kemudian memberikannya kepada St Yohanes Penginjil, yang bergaul dengan sebahagian dari air yang keluar dari perut Kristus ketika ditikam lembing. Pada malam perjamuan terakhir, Yesus memberikan dua roti kepada St Yohanes dan berpesan agar menyimpan salah satunya sebagai Ragi Suci. St Yohanes kemudian mengusap roti yang disimpannya sebagai Ragi Suci dengan sebahagian darah yang mengalir dari lambung Kristus. Seusai pentakosta, para Rasul mencampur minyak dengan air suci tadi, dan masing-masing menyimpan setanduk penuh daripada campuran itu. Rotinya mereka haluskan, dicampur dengan tepung dan garam, lalu disimpan sebagai Ragi Suci. Minyak Tanduk suci terus-menerus ditambah dengan minyak yang diberkati oleh uskup pada malam Khamis Putih.